Pohon sintetis penyerap karbondioksida

Setiap tahun ada 29 miliar ton karbon dioksida terpompa ke atmosfer, 80% berasal dari kendaraan bermotor. Setiap 1 gram bensin menghasilkan 3,14 gram karbon dioksida. Hal tersebut rupanya menggagas pemikiran Klaus Lackner, seorang profesor geofisika di Universitas Columbia, Amerika Serikat, bersama ilmuwan yang lain, untuk merancang sebuah tekhnologi yang mampu menyerap karbondioksida, yang kemudian dikenal dengan sebutan pohon sintetis. Klaus Lackner telah mengerjakan konsep ini sejak tahun 1998.
Ia belakangan bertemu dengan pejabat Departemen Energi Amerika Serikat, Steven Chu, untuk membahas perkembangan proyek ini. Lewat perusahaannya yang bermarkas di Tucson, Global Research Technologies, Lackner telah membuat model awal dan berharap bisa menghasilkan prototipe sempurna dalam 3 tahun ini.

Kini Laboratorium Global Research Technologies telah mengembangkan pohon sintetis berbahan aluminium, dan telah mendapat persetujuan dari Komisi Energi Amerika. Adapun tujuan akhir dari proyek itu adalah mempersingkat 100 ribu tahun penyerapan polusi oleh pohon, hingga menjadi 30 menit saja.
Bentuk pohon sintetis mirip antena penyerap sinar ultra violet, berukuran 30 x 5 meter. Prinsip kerjanya mirip dengan yang biasa digunakan untuk menyerap karbondioksida dari cerobong asap di pertambangan batu bara. Bedanya, alat ini bisa digunakan di mana saja, yakni menghadang karbon dioksida di udara. Seperti pohon asli, panel Lackner mampu menghasilkan oksigen. Adapun sisa karbon bisa digunakan untuk mesin pengeboran minyak lepas pantai, hidrokarbon, atau avtur.


Pic from Google

Komentar