Bersyukurlah kita telah terlahir di bumi ini sebagai manusia, makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaanNya yang lain, dan menjadi satu-satunya makhluk yang dipercaya oleh Allah Swt untuk mengelola dan memanfaatkan segala sumberdaya yang ada di muka bumi ini, melebihi kemampuan semua makhluk hidup yang lain.
Namun, apa yang dapat kita lihat sekarang? Apa yang dapat kita saksikan pada bumi ini, yang telah Allah percayakan kepada kita? Kita, sebagai makhluk yang dikaruniai akal dan pikiran untuk dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar, ternyata telah dibutakan keserakahan dan keegoisan yang telah menutup mata hati kita. Seakan terlupa bahwa bumi ini adalah warisan yang kelak akan dimiliki oleh anak cucu kita, seakan terlupa bahwa setelah kita tiada, masih akan ada generasi penerus yang kelak akan menempati bumi ini juga, berbagai macam cara dilakukan untuk mengeruk dan menguras habis segala isi di bumi ini.
Tengoklah...betapa alam tlah semakin gersang sebagai akibat pembabatan hutan yang tak mengenal batasan, dengan berbagai macam alasan yang cukup klise untuk kita dengarkan, inikah kelak yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita?
atau inikah kelak yang akan kita tinggalkan bagi mereka?
ataukah ini yang ingin kita berikan kepada mereka kelak?
Miris rasanya jika melihat kenyataan yang ada, bahwa air, zat yang menjadi kebutuhan pokok kita, ternyata juga telah terkena imbas dari keserakahan kita sebagai manusia. Menyimak dari fakta yang dipaparkan oleh The Earth Institute Columbia University tentang persediaan air di bumi ini yang menyatakan bahwa:
All pic from Google
Namun, apa yang dapat kita lihat sekarang? Apa yang dapat kita saksikan pada bumi ini, yang telah Allah percayakan kepada kita? Kita, sebagai makhluk yang dikaruniai akal dan pikiran untuk dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar, ternyata telah dibutakan keserakahan dan keegoisan yang telah menutup mata hati kita. Seakan terlupa bahwa bumi ini adalah warisan yang kelak akan dimiliki oleh anak cucu kita, seakan terlupa bahwa setelah kita tiada, masih akan ada generasi penerus yang kelak akan menempati bumi ini juga, berbagai macam cara dilakukan untuk mengeruk dan menguras habis segala isi di bumi ini.
Tengoklah...betapa alam tlah semakin gersang sebagai akibat pembabatan hutan yang tak mengenal batasan, dengan berbagai macam alasan yang cukup klise untuk kita dengarkan, inikah kelak yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita?
atau inikah kelak yang akan kita tinggalkan bagi mereka?
ataukah ini yang ingin kita berikan kepada mereka kelak?
Miris rasanya jika melihat kenyataan yang ada, bahwa air, zat yang menjadi kebutuhan pokok kita, ternyata juga telah terkena imbas dari keserakahan kita sebagai manusia. Menyimak dari fakta yang dipaparkan oleh The Earth Institute Columbia University tentang persediaan air di bumi ini yang menyatakan bahwa:
- Jika diakumulasikan, penggunaan air di India, Cina, dan Amerika Serikat adalah satu pertiga dari jumlah seluruh air di dunia.
- Lebih dari 90 persen penggunaan air adalah untuk pertanian dan perkebunan. Walaupun begitu, hanya 16 persen lahan yang telah teririgasi dari sekian banyak penggunaan air untuk pertanian.
- 16 persen lahan yang teririgasi menghasilkan 36 persen bahan makanan.
- Ekstraksi air tanah meningkat tiga kali lipat hanya dalam waktu lima tahun. Konsumsi air tanah di Cina dan India meningkat sepuluh kali lipat sejak tahun 1950.
- Penggunaan air tanah yang begitu besar berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut sebanyak 25 persen dalam beberapa tahun terakhir.
- Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Climate Dynamics, penggunaan air tanah juga mengubah iklim lokal dan mempercepat pemanasan global.
- Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pada tahun 2030 hampir setengah populasi manusia yang ada akan kekurangan air.
- Krisis air akan mengancam kelangsungan pembangkit listrik di dunia. Krisis air yang diakibatkan permintaan yang tinggi akan membuat pembangkit listrik tidak berfungsi.
All pic from Google
. . kayaknya kita harus sadar diri. semua kejadian itu ada sebab akibatnya. semoga kita tak melakukan sebab itu agar tak terjadi akibatnya. amieeennn . .
BalasHapusamien,benar kata sista..takkan ada akibat jika tanpa sebab,mudah2n za sist,kesadaran untuk menjaga bumi kita yang semakin renta ini dapat tertanam dihati disetiap insan,save our world...
Hapus. . amieeennnn,, smoga dengan artikel ini smua orang pada sadar . .
HapusHello.. visiting here again.
BalasHapusthank you mf friend :)
HapusMari jaga linkungan untuk generasi kita..., google+1 untuk artikelnya sobat..
BalasHapusterimakasih banyak atas kunjungan dan supportnya gan..
HapusAbsen siang hari gan... utk kita renungkan bersama gan. hehe
BalasHapusFoto yg paling atas mantap... haha
hehehe,thanks kunjungannya gan,merenunginya jangan kelamaan loh gan..ane tkut za klu smpai agan knapa2..hahaha
Hapusemank bener juga, klo terus-terusan seperti ini sama aja kita mewariskan kehaancuran ke generasi selanjutnya nich.. :'(
BalasHapusmudah2an jgn keterusan lah gan,thanks supportnya gan
HapusMungkin tidak semua, tapi rata-rata sifat dasar manusia seperti itu, tidak berfikir jauh kedepan tentang dampak terhadap lingkungan. sekali dapat kesempatan, muncul keinginan untuk lagi dan lagi. tergantung pengendalian diri masing-masing. kalau sudah terjadi baru deh menyesal. Tapi pasti ada Rencana Tuhan dibalik semua itu. Karena datangnya akhir zaman tidak ada yang tahu kapan dan apa penyebabnya kecuali DIA... :)
BalasHapusPenyesalan memang selalu datangnya telat,betul kata agan,mudah2n sj dari banyaknya musibah dan bencana yang akhir2 ini seringkali kita temui,dapat menyadarkan dan membuka mata kita semua,agar dikemudian hari dapat bertindak lebih bijaksana terhadap bumi tempat kita berpijak ini,thanks atas supportnya gan,salam hangat.
Hapusnice post gan...emang harus ada tindakan yang nyata teramat sulit!.....
BalasHapusmemang akan sangat sulit jika kita melakukannya sendirian gan..hehehe,akan berbeda hasilnya jika kita semua sehati..belum ada kata terlambat untuk itu....thanks atas kunjungan dan supportnya gan.
HapusMiris rasanya melihat bumi kita seperti ini
BalasHapushehehe,jangan cuma miris doank loh gan,turut menjaga akan lebih baik agar anak cucu agan kelak juga dapat menyaksikan harimau sumatera secara langsung,bukan cuman lewat gambar,gara2 punah karena habitatnya habis oleh keserakahan kita sebagai nenek moyangnya..hehehe.thanks dah mampir gan
HapusTentu ane akn brusaha menjaga gan, kshan nanti anak cucu ane (wlpn blm nikah :p) melihat lingkunganya gersang. Oke gan sama2 :)
Hapusalam raya dan segala isinya adalah anugrah-NYA yang wajib kita jaga untuk kelangsungan hidup seluruh umat manusia, namun terkadang manusia menjadi lupa diri..sehingga menjadi rakus dan memakan segala-nya..bahkan beton dan batu karang-pun bisa dimakan oleh manusia yang rakus dan lebih mementingkan dirinya sendiri daripada kepentingan orang banyak
BalasHapusbetul sekali kata agan,mudah2n kita tidak termasuk dari golongan yang khufur nikmat ya gan,dan mudah2n pula mereka2 yang selama ini telah dibutakan oleh keserakahan nafsu duniawi secepatnya mendapat hidayah dari Allah Swt,agar bumi ini dapat lestari kembai,terimakasih atas supportnya gan
Hapusizin follow #77 ya...salam sukses selalu :)
Hapusizin follow #77 ya...salam sukses selalu kawan :)
Hapuskunjungan ..
BalasHapussalam sukses ..:)
sukses selalu ..:)
BalasHapusterimakasih atas kunjungannya gan,salam hangat..
Hapuswah jangan sampe di tempat kita tinggal terjadi bencana yang tidak di inginkan .. mudah2n tidak ada lagi bencana di kemudian hari untuk penerus kita..
BalasHapusamien,semoga saja gan, teguran2 kecil yang telah Allah Swt tunjukkan,mampu menyadarkan kesalahan kita didalam memelihara bumi ini..thanks supportnya gan
HapusFollow sukses ke 76 sobat.
BalasHapusvisit backnya ya disini.
terimakasih atas support dan persahabatannya gan..segera support balik..
Hapusweh, gimana mau cegah. mayority di daerahku jadi penambang kapur :o. .
BalasHapuss
salam kenal, silakan difollow, pasti saya follow back
ya klu dicegah janganlah,malah akan menimbulkan konflik baru,mungkin solusi tepatnya adalah membangkitkan minat mereka untuk membuka peluang usaha baru yang tidak ada kaitannya dengan penambangan kale ya gan,hehehe..disinilah peran agan dibutuhkan,kudu bisa nyuksesin diri dlu dari usaha yang lebih ramah lingkungan yang agan rintis,untuk dijadikan contoh..lambat laun juga mereka pasti akan tergerak untuk mengikuti langkah agan dengan meninggalkan profesi sebagai penambang kapur..hehehe..betul ga ya?thx supportnya gan
HapusSeharusnya sebelum bertindak mikir jauh ke depan dulu :)
BalasHapusNice post
Betul sekali gan,terimakasih atas supportnya.
Hapuskeserakahan memamng tak kenal batasan, dan sangat merugikan, nice post gan, ...
BalasHapusterimakasih gan.
Hapus"Tolong,...jangan wariskan bencana untuk kami,...penerusmu."...amieen...Allohumma Amien...
BalasHapusmemang Manusia dibumi ini membuat kerusakan....Bahkan ada yang berdali...saya ini ndak merusak...justru membangun...
astagfirullohal a'dhim...mudah-mudahan kita bukan termasuk orang2 yang suka merusak...
amien..mudah2n saja gan,hidayah dari Allah menghampiri mereka2 yang telah melakukan banyak kesalahan pada bumi ini,terimakasih atas supportnya gan
HapusManusia boleh berspekulasi ini itu tapi yang menentukan hanya yang di atas, tapi ga ada salah nya juga untuk berusaha sadar diri karena segala keburukkan yang kita lakukan kelak akan berimbas buruk terhadap kita
BalasHapusamin,betul memang kata agan,segala sesuatunya hanya Allah yang bisa menentukan,terimakasih supportnya gan.
Hapuskunjungan balik !
BalasHapusterimakasih gan
HapusPrihatin sekali. Bagaimana hidup anak cucu kita nanti kalau lingkungan sudah mulai rusak dari saat ini. Tidak ada kata terlambat, paling tidak kita menjaga lingkungan di sekitar kita dulu.
BalasHapusbenar sist,satu langkah kecil,namun sangat berarti besar,jika kita semua mempunyai prinsip seperti yang sista katakan,dimulai dari menjaga lingkungan sekitar kita masing2..terimakasih supportnya sist
Hapus