Tari Dolalak dan Purworejo

Dolalak / ndholalak, adalah sebuah tarian budaya tradisional yang berasal dari Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia. Tarian ini merupakan bentuk seni yang tercipta dari percampuran dua budaya yang berbeda, yakni budaya jawa dan budaya barat. Berawal pada masa penjajahan Belanda di Indonesia dulu, disebutkan para serdadu Belanda pada waktu itu sering menari-nari dengan menggunakan seragam militernya dan diiringi dengan nyanyian yang berisi sindiran sehingga terdengar seperti sebentuk pantun. Kata dolalak sendiri sebenarnya berasal dari notasi Do La La yang merupakan bagian dari notasi do re mi fa so la si do yang kemudian berkembang dalam logat Jawa menjadi Dolalak yang sampai sekarang ini tarian ini kemudian lebih dikenal menjadi tari Dolalak.

Adapun disetiap pertunjukannya, gerakan para penari dolalak biasanya selalu diiringi dengan musik perkusi tradisional seperti : Bedug, rebana, kendang / seiring perkembangan jaman, ditambah dengan alat musik organ.
Satu kelompok penari dolalak biasanya terdiri dari 12 orang penari, dimana satu kelompok terdiri dari satu jenis gender saja (seluruhnya pria, atau seluruhnya wanita). Adapun mengenai kostum mereka, pada umumnya terdiri dari : Topi pet (seperti petugas stasiun kereta), rompi hitam, selendang, celana hitam, kacamata hitam, dan berkaos kaki tanpa sepatu (karena menarinya di atas tikar). Keunikan tarian ini sendiri adalah para penari mengikuti irama musik yang dimainkan dalam kondisi trance/kesurupan (biasanya diminta untuk makan padi, tebu, kelapa, bunga mawar). Semua itu terjadi dikarenakan mantra yang dibacakan oleh pawang. Tak jarang, karena kentalnya suasana magis dalam tarian dolalak itu, terkadang penonton yang menyaksikan juga bisa mengalami trance/kesurupan, dan kemudian menari. Tari dolalak biasa dimainkan pada acara acara pernikahan, sunatan, syukuran, dan terkadang digunakan sebagai tari penyambut tamu penting.



VIDEO :








Pic from Google, Video from Youtube