Ikan sidat (ordo Anguilliformes), atau lebih dikenal dengan nama unagi di pasaran internasional, adalah jenis ikan yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, dan beruntunglah kita dikarenakan menurut data yang ada, Indonesia adalah negara penghasil sidat terbesar di dunia. Namun yang sangat disayangkan, entah itu dikarenakan faktor kekurang pedulian sebagian dari masyarakat kita terhadap kandungan gizi dari makanan yang mereka konsumsi, atau entah karena memang dikarenakan ketidaktahuan mereka terhadap kandungan gizi dari ikan sidat, atau karena memang harganya yang tak terjangkau, yang jelas jarang sekali kita temui didalam kehidupan masyarakat kita sehari hari tentang perbincangan yang menyinggung tentang ikan sidat, dengan kata lain masyarakat kita memang tidak tahu.
Perlu kita ketahui, permintaan pasar internasional terhadap ikan sidat selama ini mencapai 300.000 ton per tahun. Dari total kebutuhan tersebut, permintaan Jepang terhadap jenis unagi kabayaki 150.000 ton per tahun. Tingginya permintaan pasar terhadap ikan sidat, terutama di negara Jepang, Hongkong, Korea Selatan, China, Taiwan dan negara lain bukanlah tanpa sebab,
Perlu kita ketahui, permintaan pasar internasional terhadap ikan sidat selama ini mencapai 300.000 ton per tahun. Dari total kebutuhan tersebut, permintaan Jepang terhadap jenis unagi kabayaki 150.000 ton per tahun. Tingginya permintaan pasar terhadap ikan sidat, terutama di negara Jepang, Hongkong, Korea Selatan, China, Taiwan dan negara lain bukanlah tanpa sebab,
Ikan sidat dikenal memiliki nilai gizi tinggi. Hati ikan sidat memiliki 15.000 IU/100 gram kandungan vitamin A. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram. Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram.
Dari penjelasan gizi yang terkandung pada ikan sidat, coba kita bayangkan seandainya konsumen utamanya adalah masyarakat di negara kita sendiri, bukanlah negara jepang misalnya, yang bahkan telah menerapkan tradisi memakan unagi, terutama pada hari Doyō no Ushi musim panas, mungkin kehidupan masyarakat di negara kita akan jauh lebih baik bila dibandingkan dengan sekarang ini dikarenakan terbiasa mengkonsumsi makanan bernilai gizi tinggi.Yang menjadi kekhawatiran kita, sampai detik ini masih belum ditemukan tekhnologi yang tepat untuk membudidayakan ikan sidat di negara ini, dengan kata lain masih mengandalkan tangkapan alam, sehingga pada akhirnya turut mempengaruhi harga jual dari ikan sidat itu sendiri yang mencapai Rp 300.000 hingga Rp 600.000 per kg. Semoga kedepan nanti pemerintah lebih peka terhadap hal ini, dengan harapan dapat secepatnya menemukan solusi pembudidayaan yang tepat agar keberadaan ikan sidat tidak punah, diimbangi dengan gencarnya sosialisasi tentang tingginya kandungan gizi ikan sidat pada kehidupan masyarakat kita. Siapa tahu kelak, dengan keberhasilan pembudidayaan ikan sidat tersebut, harga per kilogram bisa turun hingga menjadi Rp.10.000 misalnya, agar semua lapisan masyarakat di negara kita yang mayoritas adalah kalangan tak mampu juga mampu membeli, kita doakan saja.
Apakah ikan sidat ini sejenis ikan "telan" yang hidup di sungai?!
BalasHapusThanks atas jawabannya.. salam sahabat
kalau ditempat saya memang namanya sidat gan, entah kalau di daerah agan, soalnya setiap daerah biasanya memberikan nama yang berbeda2. Cuman sekarang susah banget didapat gan, padahal dulu klu pas mancing di sungai sering banget dapat ikan sidat..terimakasih atas supportnya, salam persahabatan.
Hapusikannya jarang ditemui, baru lihat bahwa itu ikan sidat
BalasHapusklu dulu banyak gan, ane sering dapat klu pas lg mancing..cuman tau dah klu sekarang...
HapusMirip belut ya, tapi kok kepalanya gede.. baru tau aku ada ikan seperti ini. info bagus gan.
BalasHapusterimakasih atas kunjungannya gan, segera support balik
Hapussaya denger budidaya pembesaran aja butuh waktu 1 tahun, bener tidak? klo sama ikan "bogo" sama tidak?
BalasHapuswah,klu masalah tersebut jujur saya juga tidak tahu gan, balik nanya,ikan bogo tuh ikan apa ya gan?hehe,bru denger..btw thanks atas supportnya
Hapuskok ikannya kyak belut ya sob,,,,
BalasHapustulisan mendiang SOEHARTO udh ane tempel d kampung ane sob,,,
mantap gan,segera menuju ke lapak agan,thanks atas jejaknya
HapusIkan Sidat ini sudah sangat langka dan jarang ditemukan dialam,sekarang ini sudah masuk dibeberapa karantina ikan langka dan berusaha untuk dibudidayakan oleh sebuah riset perikanan dibeberapa daerah,budidaya ikan sidat ini lumayan mudah koq,jadi suatu saat nanti kalau sudah banyak yang beternak ikan sidat kita bakal bisa mendapatkannya lagi,..he..he..he..rasanya gurih diantara gurihnya ikan belut dan ikan gabus
BalasHapusmudah2n saja gan keberadaan ikan sidat dapat kembali kita temui dengan mudah, moga za riset pembudidayaannya berhasil n sukses,terlebih jika mengingat kandungan gizi dari ikan tersebut..terimakasih atas supportnya gan
Hapus. . apa'n sich ikan sidat itu?!? kayak ikan belut bukan?!? he..86x . .
BalasHapusbentuknya seh sepintas memang mirip2 gtu sist,tp yang jelas bukan belut,hehehe
Hapusartikel yang bagus menambah wawasan buat saya sobat, terima kasih ini bisa menjadi referensi yang berguna, terima kasih, jangan lupa mampir dan suport, ditunggu komentar juga kawan.trims
BalasHapusterimakasih atas kunjungan dan supportnya gan,segera menuju ke TKP untuk support balik
Hapuswhelleh. yang udah di goreng itu na,, bikin nycap sob. :D
BalasHapusbener banget tuh gan,hahahay,thanks atas kunjungan dan jejaknya
HapusKalo ikan ni ditempat saya banyak, ternyata punya prospek yang bagus untuk usaha.., thanks infonya..
BalasHapusweh,coba za agan budidaya tuh ikan,bisa jadi jutawan tuh gan...hehehehe,terimakasih juga telah berkunjung ke blog yang sederhana ini
HapusKalo di tempat ane nie nama ikannya ... ikan panjang gan,,,... soalnya dia kan puanjang... ehehehehe...
BalasHapusmaaf baru bisa kunjung balik gan, untuk followers nya #123 yang nama shoot-mediafire...
salam persahabatan... :D
Yah semoga dengan posting ini masyarakat Indonesia ditambah pengetahuannya dan bisa mengembangkannya.
BalasHapuszayaps.blogspot.com
amien...moga za masyarakat kita bs jauh lebih pinter lg..bs ngalahin jepang utk urusan tekhnologinya..hehehehe,thanks atas jejaknya gan..
Hapuspostingan yang bagus tentang
BalasHapusIkan sidat dimata masyarakat kita
terimakasih atas kunjungan dan supportnya gan...
Hapusikan yang sangat bergizi tapi banyak orang yang belum tahu...trims infonya
BalasHapussalam kenal
terimakasih kembali atas kunjungan dan supportnya gan...salam kenal kembali...dan salam persahabatan.
Hapuswaw.. jadi ingat nih masa kecil dulu ,,serunya mancing di kali dapet sidat... tapi sering gagal ,, abis mancing nya pake tali senar layangan ..putus deh...
BalasHapusmantabb gan infonya majuterus
sariman cilacap bercahaya
bener banget tuh gan,lebih sering putus senarnya..hehehe...jadi inget masa lalu,btw thank dah mampir dan support blog ini gan..
Hapushttp://curhatz.blogspot.com/ : apa ia nui Om
BalasHapushehehehe....
HapusInfonya sdh tdk sesuai dengan keadaan sekarang. Sekarang ini budidaya sidat telah berkembang dimata masyarakat seiring perkembangan waktu dan kesadaran masyarakat tuk mengejar ketertinggalan masalah budidaya sidat disesuaikan ketersediaan modal dan paket teknologi yg dipunyai. Sekrang mulai dari yang sederhana semua memungkinkan tuk budidaya. Go Sidaters.
BalasHapustuk sumber ref. yg lebih banyak silahkan di www.sidatmasapi.blogspot.com
di rumahku ini namanya ikan gateng. ueenak empuk dagingnya mak nyus... aq srng dapt di sungai segede lengan.. :D
BalasHapusTuk gali informasi, referensi yang lebih banyak tentang ikan SIDAT (masapi, moa, lubang, sogili, dll)dapat mengunjungi www.sidatmasapi.blospot.com
BalasHapusKami akan berbagi info tentang ikan Sidat. Mengupas tuntas seputar ikan Sidat. Silahkan kunjungi www.sidatmasapi.blogspot.com. Semoga bermamfaat
BalasHapusIkan sidat secara fisik memang seperti belut, tapi mempunyai 2 sirip dekat kepala dan ekornya seperti sirip ikan. Daerah Wonosari ikan sidat disebut gateng daerah tertentu di wanosari ikan gateng dianggap binatang keramat hingga masyarakat tidak berani menangkap apalagi mengkonsumsi sehingga daerah tersebut habitat ikan sidat masih cukup banyak.
BalasHapus