Falsafah 5 jari bagi seorang pemimpin

Menjadi seorang pemimpin atau pimpinan, mungkin adalah sebentuk kebanggaan tersendiri bagi pribadi yang dapat merasakan / mengalaminya, betapa tidak, bukanlah hal yang mudah bagi seseorang untuk bisa mendapatkan predikat tersebut,dikarenakan banyaknya syarat - syarat maupun faktor penunjang yang lain untuk bisa mendapatkannya, terlepas dari watak kepemimpinan yang memang sudah dimiliki oleh orang tersebut. Akan tetapi, dan ini tidak dapat dipungkiri oleh kita, dalam praktek pelaksanaannya, masih seringkali kita temui tipikal pimpinan yang menjalankan roda kepemimpinan dengan cara - cara yang salah.

Arogan dalam mengambil keputusan dan memberikan perintah, menyalahgunakan wewenang jabatannya untuk memenuhi kebutuhan pribadi, perencanaan yang lebih mengandalkan insting daripada logika, adalah sekelumit dari banyak contoh kegagalan seorang pemimpin di dalam menjalankan amanah dan fungsi tugasnya. Akan lebih bijak jika mereka yang telah ditakdirkan untuk menjadi seorang pemimpin, mau belajar sedikit dari makna falsafah 5 jari, yang mana secara tidak langsung akan dapat membentuk jatidiri seorang pemimpin yang sempurna.

  •  Ibu Jari = Seorang pemimpin yang bijak, dengan segala macam atribut gelar yang disandangnya, tidak akan pernah merasa segan untuk memberikan apresiasi / pujian / sanjungan terhadap bawahannya yang telah melaksanakan tugas dengan baik, satu langkah kecil, namun akan berdampak sangat positif bagi bawahan yang merasakannya.
  • Jari Telunjuk = Seorang pemimpin, hendaknya mampu memberikan perintah maupun tugas kepada bawahannya dengan tegas dan lugas, tentunya dengan segala dampak / hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, tidak asal main suruh, sementara disaat instruksi tersebut dijalankan dan ber-efek tidak seperti yang diharapkan, dengan mudahnya pemimpin tersebut cuci tangan ( yang ini banyak ditemui di negara kita )
  • Jari Tengah = Seorang pemimpin yang sejati, seharusnya mampu menjadi penengah yang bijak dari setiap konflik / permasalahan yang timbul antara pemilik usaha / pengusaha yang menjadi atasannya, dengan para pekerja / karyawan yang menjadi bawahannya. Tidak berat sebelah dan mampu menjadi juru runding yang tidak merugikan salah satu pihak,berani mengatakan benar jika memang itu benar, dengan argumentasi yang berpatokan pada logika dan nurani sehingga mampu diterima diterima dengan baik oleh kedua belah pihak, adalah kunci utama kesempurnaan seorang pemimpin.
  • Jari Manis = Sesuai dengan namanya, jari manis, disini seorang pemimpin dituntut untuk dapat memberikan teladan yang baik bagi bawahannya,baik itu perilaku,tutur kata,maupun sikap. Selalu ingat, menjadi seorang pemimpin bukan berarti segala sesuatu yang dilakukan harus dinilai benar oleh bawahannya.Seperti kata pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,seorang pemimpin, secara tidak langsung adalah figur yang menjadi panutan para bawahannya. Pemimpinnya maling, ya bisa berakibat bawahannya ikut ikutan jadi maling juga, hehehehe.
  • Jari kelingking = Pada waktu kita masih kecil dulu, setiap kita berbaikan dengan teman yang bermusuhan, kita pasti akan menggunakan kelingking sebagai tanda berdamai.Dengan kata lain, bagi seorang pemimpin, sesungguhnya bukanlah hal yang tabu jika harus memaafkan kesalahan yang dilakukan bawahannya, terlepas dari tingkat kesalahan yang dilakukan tentunya. Seorang pemimpin yang pemaaf akan mendapat nilai lebih dimata bawahannya, disini, seorang pemimpin dituntut untuk dapat sedikit menurunkan egonya terhadap keputusan yang dibuat ketika ada bawahan yang melakukan kesalahan. Pemimpin yang asal main pecat, tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan dan mempelajari tingkat kesalahan yang telah dilakukan oleh bawahannya sesungguhnya bukanlah tipikal pemimpin sejati. 
Kita mengetahui persis, kelima jari di tangan kita diciptakan oleh Allah bukanlah hanya sebagai penghias semata, tetapi karena memang mempunyai fungsi dan kegunaan masing masing, dan bilamana kelima jari tersebut digunakan secara bersama sama, sebagai contoh ketika mengangkat beban berat, tentunya akan lebih memudahkan kita untuk mengangkatnya. Begitu juga bagi seorang pemimpin, jika dia hanya menggunakan jari telunjuknya saja dalam menjalankan roda kepemimpinan, tanpa mengindahkan jari yang lain, percayalah, cap pemimpin diktator / arogan pasti akan melekat pada dirinya. Bijaksanalah dalam memimpin, karena setiap ucapan maupun tindakan seorang pemimpin, kelak akan diperhitungkan di akhirat nanti. Salam hangat.

Komentar

  1. This is a very good article .. Thank you .. have a great day!.! happy blogging ...

    BalasHapus
  2. semoga banyak pemimpin segera sadar saja akan makna 5 jari itu...

    soalnya jarang pemimpin yang mw mengerti atau mengertiin bawahan

    BalasHapus
  3. sangat bagus sekali artikelnya ..
    semoga bermanfaat buat kita semua.
    amin

    salam ^_^

    BalasHapus

Posting Komentar

Agar ter-index oleh mbah google, alangkah lebih baik anda gunakan Alamat Blog/Website anda, jangan lupa juga untuk klik sponsor yang ada di blog ini, siapa tau bermanfaat buat anda,terimakasih.